Legenda - Legenda

Legenda, Mitos, Sejarah dan yang lain-lainnya, sampai saat ini ternyata membuat manusia tertarik untuk mengetahui lebih banyak dan dalam. Percaya atau tidak, itu pilihan anda... Paling tidak membuat anda sedikit tahu daripada orang lain.

My Photo
Name:
Location: Malang, East Java, Indonesia

Monday, October 18, 2004

Sekilas tentang Pemberian Nama Jawa Kepada Anak I (Oleh Ciptawidyaka)

1. Nama atau Tetenger.
Nama orang, jeneng, aran, atau tetenger merupakan sebutan terhadap pribadi seseorang.

Pada umumnya nama ini diberikan kepada seorang anak oleh orang tuanya. Namun demikian, kadang-kadang, pada keadaan tertentu, nama itu diberikan oleh bukan orang tuanya, misalnya diberikan oleh ulama, pemuka masyarakat, atau anggota keluarga lain yang dipertuakan atau dihormati di lingkungannya.

Di lingkungan sebagian masyarakat Jawa, biasanya pemberian nama itu dilakukan bersamaan dengan upacara sepasaran, yaitu selamatan pada hari ke lima setelah kelahiran. Sebagian masyarakat Jawa yang menganut agama Islam ada yang memberikan nama itu sejak lahir, dan diumumkan kepada tetangga, dan sanak saudara setelah tujuh hari bersamaan dengan upacara hakikah (kekahan). Seiring kemajuan teknologi di bidang peralatan medis, dengan menggunakan ultra sonografi ( USG ), jenis kelamin bayi sudah dapat dilihat pada saat bayi masih berada di dalam kandungan.Dengan demikian, banyak orang tua yang sudah mempersiapkan nama anaknya sebelum anak itu lahir. Sebagian masyarakat Jawa, di samping nama yang disandang sejak kecil ( nama kecil/ nama alit ), dikenal pula nama tua ( nama sepuh ), yang biasanya diberikan oleh orang tuanya setelah yang bersangkutan menikah.

Bagi Abdi Dalem Kraton, di samping nama kecil dan nama tua, juga menyandang nama yang diberikan oleh Raja ( peparing dalem ) berkaitan dengan pangkat/jabatan/kedudukan/ tugas yang diembannya.
Ada sementara orang yang berpendapat bahwa nama itu sekedar sebutan. Orang yang berpendapat seperti ini sering menyatakan “ Apalah artinya sebuah nama “. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa nama itu mempengaruhi kehidupan masa depan seseorang.

Terlepas dari kedua pendapat tersebut, yang perlu diingat, dan dijadikan bahan pertimbangan di dalam pemberian nama adalah bahwa nama itu melekat pada seseorang, sehingga jangan sampai kelak di kemudian hari orang yang menyandang nama itu malu menggunakan nama yang telah disandangnya.

Nama itu cerminan kesan, harapan, atau doa dari seseorang kepada orang yang diberi nama.

2. Makna Sebuah Nama
Berdasarkan arti/ maknanya, nama dapat dikelompokkan sebagai berikut :

2.1. Sebagai Tanda Peringatan
Nama ini sekedar menjadi tanda peringatan hari lahir, atau kejadian lain. Nama dari golongan ini tidak memiliki makna harapan atau doa ( netral ).
Contoh :
a. Surajimah merupakan singkatan dari Sura, siji, jemuah, artinya anak itu lahir pada hari Jum’at ( Jemuah ), tanggal satu bulan Sura ( Muharam ).
b. Saparbe artinya anak itu lahir pada bulan Sapar tahun Be.
c. Sarbakdiyam, merupakan singkatan dari Besar, Bakda siyam, artinya anak itu lahir setelah siyam bulan besar yaitu setelah siyam sunah bulan besar atau setelah tanggal 9 Besar. Jadi anak itu lahir pada tanggal 10 bulan Besar.
d. Ramelan, artinya anak itu lahir pada bulan Ramelan atau bulan Romadlon ( bulan Puasa ).
e. Merdekawati, artinya anak itu lahir bertepatan dengan Proklamasi kemerdekaan, atau bertepatan dengan tanggal 17 Agustus.
f. Prahara, artinya anak itu lahir pada saat terjadi prahara/kerusuhan/ pemberontakan.
g. Prihatin, artinya lahir pada saat kedua orang tuanya sedang prihatin.
h. Eko Riyadi, terdiri dari Eko ( Eka satu ), Riyadi ( hari raya Idul Fitri ), artinya anak itu merupakan anak pertama yang lahir pada tanggal 1 Syawal ( Idul Fitri ).
i. Dwi Ramdani, terdiri atas Dwi ( dua ), Ramdani ( bulan Ramadlon ), artinya anak itu merupakan anak kedua yang lahir pada bulan Puasa.

2.2. Sebagai Turunan dari Nama Orang Tuanya
Nama ini merupakan turunan atau modifikasi dari nama orang tuanya. Nama ini kadang-kadang mempunyai makna harapan atau doa, tetapi kadang-kadang hanya sekedar singkatan. Menurut istilah orang Jawa sering disebut Nunggak Semi.
Contoh :
a. Dalimin, merupakan singkatan dari Daliyem ( nama ibunya ) dan Paimin ( nama bapaknya ).
b. Tukijo, merupakan singkatan dari Tukinem ( nama ibunya ) dan Sukarjo ( nama bapaknya ).
c. Ratnasih, merupakan singkatan dari Suratna ( nama bapaknya ) dan Sumarsih (nama ibunya ). Nama ini merupakan singkatan, tetapi memiliki makna Ratna ( perempuan, intan, permata,, sari, utama ) dan sih ( kasih, cinta, kekasih, harum ), sehingga dapat ditafsirkan sebagai perempuan yang harum namanya, tersmasyhur, atau sebagai manusia kekasih yang utama.
d. Mulyadi, merupakan modifikasi dari Mulyana ( nama bapaknya ).
e. Martana ( kehidupan ), merupakan modifikasi dari Martadi ( hidup yang baik/ nama bapaknya ).

2.3. Sebagai Ungkapan Harapan atau Doa
Nama ini merupakan ungkapan harapan ( kekudangan ), doa, atau cita-cita orang tua kepada anaknya.
a. Rahayu, artinya selamat, baik. Nama ini merupakan doa atau harapan orang tuanya agar anak tersebut selamat dan baik.
b. Slamet, artinya selamat.
c. Jaka Waskita, artinya anak laki-laki yang pandai, cermat, dan waspada. Nama ini merupakan harapan dan doa orang tua agar anaknya kelak menjadi orang yang pandai, cermat, dan waspada.
d. Mulyarta, terdiri atas kata Mulya ( mulia ) dan Arta ( uang/harta/kekayaan ). Nama ini merupakan doa atau harapan orang tuanya agar kelak di kemudian hari anak itu hidup mulia, menjadi orang yang terhormat/terpandang, dan kaya raya.
e. Harimurti, artinya sinar matahari atau gelar dari Prabu Bathara Kresna. Nama tersebut diberikan oleh orang tuanya agar anaknya di kemudian hari dapat menerangi kehidupan seperti Prabu Bathara Kresna yang bijaksana serta mampu menjadi pelindung serta pembela kebenaran / perilaku utama.
f. Suharja, terdiri atas Su ( bagus, sangat, lebih ) dan Harja (bagus, indah, mulia, jernih). Nama ini mengandung harapan agar anak tersebut di kemudian hari menjadi orang yang sangat bagus atau cemerlang di segala bidang.
g. Raditya, artinya matahari. Nama ini mengandung harapan agar kelak di kemudian hari anak tersebut menjadi orang mulia, orang besar yang berguna sehingga mampu menjadi penerangan bagi sesama manusia.
h. Pradipta Arya Wismaya, terdiri atas Pradipta ( cahaya ), arya ( baik/besar ), Wismaya ( waspada ). Nama tersebut diberikan kepada seorang anak, dengan harapan agar anak tersebut kelak di kemudian hari anak tersebut seperti cahaya yang baik serta waspada.
i. Daniswara ( kaya dan mulia ). Nama ini diberikan kepada seorang anak, dengan harapan atau doa agar kelak di kemudian hari anak itu menjadi orang kaya raya dan mulia.
j. Harjanti ( unggul ). Nama ini diberikan kepada seorang anak, dengan harapan.agar anak tersebut di kemudian hari menjadi orang yang unggul di segala bidang.

3. Pemberian Nama Kepada Anak
Seperti halnya bangsa-bangsa timur lainnya ( Arab, Cina, dsb. ) sebagian besar masyarakat Jawa memberikan nama kepada anaknya dengan berbagai macam perhitungan serta makna-makna yang baik. Di samping merupakan pencerminan harapan atau doa, nama yang diberikan kepada seseorang juga sangat bergantung pada tingkat kemampuan fikir atau latar belakang kehidupan orang yang memberikan nama itu.

Pada saat ini, banyak orang yang merasa malu dengan nama yang diberikan oleh orang tuanya. Di kota-kota besar, banyak orang berganti nama, misalnya Paikem menjadi Ike; Suminem menjadi Sumini; Tukijo menjadi Ukky Jauhary; Dalijo menjadi Dally Joseph, dsb., walaupun nama-nama Ukky, Dally, Ike itu sendiri tidak jelas arti/maknanya.

Kadang-kadang, tanpa berfikir jauh, ada orang yang berpendapat bahwa orang yang mengganti namanya sendiri itu dianggap sebagai anak yang durhaka karena mengubah nama pemberian orang tuanya. Padahal jika diperhatikan, kadang-kadang ada orang tua yang memang memberikan nama kepada anaknya terkesan asal-asalan, sehingga di kemudian hari anak itu merasa tidak enak atau malu menyandang namanya itu, misalnya : Ratman Lentho ( Lentho adalah makanan dari kacang dan kelapa yang dicetak dengan kepalan tangan, kemudian digoreng ), Jimin Gudel ( gudel adalah anak kerbau ), Dalimin ( dari bahasa Arab dlolimin artinya orang yang kejam, berlaku aniaya ); Musrikin ( dari bahasa Arab musyrikin yang artinya orang yang menyekutukan Allah ); Jaka Duratmaka ( Pemuda Pencuri ).

Kemungkinan besar kekeliruan itu terjadi karena keterbatasan pengetahuan orang tua yang memang tidak disadari.

Nabi Muhammad S.A.W., pernah bersabda bahwa salah satu kewajiban orang tua adalah memberikan nama yang baik kepada anaknya.
Karena nama itu merupakan cerminan kesan, harapan atau doa, dan dipakai seseorang sepanjang hidupnya bahkan akan dikenang orang setelah yang bersangkutan meninggal, maka sebaiknya nama itu memiliki makna yang baik, atau sekurang-kurangnya tidak membuat yang menyandangnya malu di kemudian hari.

Nama dapat terdiri atas satu kata atau lebih. Kata-kata tersebut dapat berupa kata dasar atau kata bentukan, yang dapat berupa :
1. tanda peringatan waktu, bilangan, atau kejadian, atau
2. turunan atau modifikasi dari nama orang tuanya, atau
3. kesan, harapan atau doa yang baik, atau
4. dapat pula merupakan gabungan.
Contoh :
a. Tri Wahyu Utomo, terdiri atas kata Tri ( tiga ), Wahyu ( anugerah Tuhan ), Utama (baik, unggul). Nama tersebut merupakan peringatan bilangan ( anak ke tiga ), disertai harapan atau doa bahwa anak tersebut merupakan anugerah Tuhan yang mudah-mudahan di kemudian hari dapat menjadi orang yang baik dan unggul di berbagai bidang.
b. Dwi Wahyu Sardana, terdiri atas kata Dwi ( dua ), Wahyu ( anugerah Tuhan ), Sardana ( kaya ). Nama tersebut merupakan gabungan antara peringatan bilangan (anak ke dua) dengan harapan atau doa agar anak yang merupakan anugerah Tuhan tersebut di kemudian hari menjadi orang yang kaya.
c. Anindita, artinya tanpa cacat, unggul. Nama yang hanya terdiri atas satu kata ini mengandung harapan atau doa agar anak tersebut sempurna dan unggul di berbagai bidang.

Kata-kata pembentuk nama Jawa biasanya diambil dari bahasa Jawa Kuna atau Jawa baru.

Di bawah ini adalah beberapa kata dalam bahasa Jawa yang sering digunakan di dalam pembentukan nama.